Laman

Kamis, 28 Juni 2012

Manusia dan Harapan


PENGERTIAN HARAPAN
Setiap manusia mempunyai harapan. Manusia yang tanpa harapan, berarti manusia itu mati dalam hidup. Orang yang akan meninggal sekalipun mempunyai harapan, biasanya berupa pesan-pesan kepada ahli warisnya.
Berhasil atau tidaknya suatu harapan tergantung pada usaha orang yang mempunyai harapan, misalnya Rafiq mengharapkan nilai A dalam ujian yang akan datang, tetapi tidak ada usaha, tidak pernah hadir kuliah. Ia menghadapi ujian dengan santai. Bagaimana Rafiq memperoleh nilai A. luluspun mungkin tidak.
Harapan harus berdasarkan kepercayaan, baik kepercayaan pada diri sendiri, maupun kepercayaan kepada Tuhan Yang Maha Esa. Agar harapan terwujud, maka perlu usaha dengan sungguh-sungguh. Manusia wajib selalu berdoa. Karena usaha dan doa merupakan sarana terkabulnya harapan.
Harapan berasal dan kata harap yang berarti keinginan supaya sesuatu terjadi; sehingga harapan berarti sesuatu yang diinginkan dapat terjadi. Dengan demikian harapan menyangkut masa depan.Jadi untuk mewujudkan harapan itu harus disertai dengan usaha yang sesuai dengan apa yang diharapkan Bila dibandingkan dengan cita-cita , maka harapan mengandung pengertian tidak terlalu muluk: sedangkan cita-cita pada umumnya perlu setinggi bintang.

SEBAB MANUSIA MEMPUNYAI HARAPAN
Harapan atau asa adalah bentuk dasar dari kepercayaan akan sesuatu yang diinginkan akan didapatkan atau suatu kejadian yang akan bebuah kebaikan diwaktu yag akan datang. Menurut kodratnya setiap manusia itu adalah mahkluk social. Setiap lahir ke dunia langsung disambut dalam pergaulan hidup. Dorongan kodrat menyebabkan manusia mempunyai keinginan atau harapa, misalnya menangis, tertawa, bergembira, dan sebagainya. Dalam diri manusia masing – masing sudah terjelema sifat, kodrat pembawa dan kemampuan untuk bergaul, hidup bermasyarakat atau hidup bersama dengan manusia lainnya.
Dengan kodrat ini, maka manusia mempunyai harapan. Dorongan kebutuhan hidup sudah kodrat pula bahwa manusia mempunyai bermacam – macam kebutuhan hidup.

Manusia dan Harapan

Setiap manusia mempunyai harapan. Manusia yang tanpa harapan, berarti manusia itu mati dalam hidup. Orang yang akan meninggal sekalipun mempunyai harapan, biasanya berupa pesan-pesan kepada ahli warisnya. Harapan tersebut tergantung pada pengetahuan, pengalaman, lingkungan hidup, dan kemampuan masing-masing. Berhasil atau tidaknya suatu harapan tergantung pada usaha orang yang mempunyai harapan. Harapan harus berdasarkan kepercayaan, baik kepercayaan pada diri sendiri, maupun kepercayaan kepada Tuhan Yang Maha Esa. Agar harapan terwujud, maka perlu usaha dengan sungguh-sungguh. Manusia wajib selalu berdoa. Karena usaha dan doa merupakan sarana terkabulnya harapan.


Sebab sering kita saksikan banyak orang tua terlalu mengharapkan kepada anak- anaknya bagar menjadi dokter, insinyur, pendek kata mendapatkan jabatan atau pangkat yang tinggi. Menurut dugaaan bahwa semua pangkat, jabatan yang tinggi mampu memberikan kebahagiaan. Padahal belum tentu demikian. Justru orang yang berpangkat, kaya, kelihatan terpandang hatinya gundah, pikirannya kusut dan bingung.SebAliknya orang yang hidupnya serba sederhana kalau tidak mau dikatakan kekuranganhatinya selalu bahagia, tenang, damau. Mengapa demikian?
Bila kita ingat dengan kehidupan itu tidak hanya di dunia saja, namun juga di akhirat, bahkan kehidupan disana lebih abadi. Maka sudah selayaknya “harapan” untuk hidup bahagia di kedua tempat itu sudah kita niati.


Orang yang hanya mengharapkan niatnya hidup kaya, cenderung mudah sekali terseret ke jalan yang kurang baik. Sering orang yang seperti itu kurang memperhitungkan dari aturan permainan dalammendapatkan kekayaan itu. Tidak jarang klalu “menghalalkan cara”.

Manusia dan Pandangan hidup



Pandangan hidup juga bisa diimplementasikan sebagai hasil-hasil pemikiran manusia berdasarkan pengalaman, fakta, dan sikap meyakini sesuatu yang diringkas sebagai pegangan, pedoman, petunjuk, atau arahan.

Pandangan hidup sangat bermanfaat bagi kehidupan individu, masyarakat, atau negara. Segala perbuatan, sikap, dan aturan –yang diwujudkan dalam berbagai bentuk, merupakan refleksi dari pandangan hidup yang telah dirumuskan. Pandangan hidup sering disebut filsafat hidup. Filsafat hidup sendiri diarti-konkritkan sebagai kecintaan atau kebenaran yang bisa dicapai oleh siapapun. Maka dari itu, pandangan hidup dengan hakikat bisa dicapai oleh siapapun itu, sangat diperlukan oleh tiap manusia. Pandangan hidup tiap orang bisa berbeda bisa juga sama. Dari situ terdapat pengklasifikasian tentang asal dari pandangan hidup tersebut, sebagai berikut:

a.Pandangan hidup berasal dari agama merupakan pandangan hidup yang mutlak kebenarannya
b.Pandangan hidup ideologi merupakan pandangan hidup yang disesuaikan dengan kebudayaan dan norma
negara tersebut.
c.Pandangan hidup hasil renungan merupakan pandangan hidup yang relatif kebenarannya.
Pandangan hidup pada dasarnya memiliki unsur-unsur, yaitu cita-cita, kebajikan, usaha, keyakinan. Cita-cita adalah sesuatu yang ingin digapai oleh manusia melalui usaha. Kebajikan dalam hal ini, adalah nilai yang menjadi patokan usaha yang harus ditempuh untuk menggapai cita-cita. Usaha adalah hal-hal yang diupayakan sebaik mungkin untuk menggapai cita-cita yang harus dilandasi oleh keyakinan . Keyakinan diukur dengan daya pikir akal, jasmani, dan sikap maupun rasa kepada Tuhan. Hal ini yang mencirikan bahwa unsur-unsur pandangan hidup di atas

Manusia dan Keindahan

Menurut asal katanya, dalam bahasa Inggris keindahan itu diterjemahkan dengan kata “beutiful” dalam bahasa Perancis “beau”, sedang Italia dan spanyol “bello” berasal dari kata latin “bellum”. Akar katanya adalah “bonum” yang berarti kebaikan, kemudian mempunyai bentuk pengecilan menjadi “bonellum” dan terakhir diperpendek sehingga ditulis “bellum. Sebenarnya sulit bagi kita untuk menyatakan apakah keindahan itu. Keindahan itu suatu konsep abstrak yang tidak dapat dinikmati karena tidak jelas. Keindahan itu baru jelas jika telah dihubungkan dengan sesuatu yang berwujud atau suatu karya.Menurut cakupannya orang harus membedakan antara keindahan sebagai suatu kwalita abstrak dan sebagai sebuah benda tertentu yang indah. Untuk perbedaan ini dalam bahasa Inggris sering dipergunakan istilah beauty (keindahan) dan the beautiful (benda atau hal yang indah). Dalam pembatasan filsafat kedua pengertian itu kadang-kadang dicampuradukkan saja.
Disamping itu terdapat pula perbedaan menurut luasnya pengertian; yakni
1. keindahan dalam arti luas
2. keindahan dalam arti estetis murni
3. keindahan dalam arti terbatas dalam pengertiannya dengan penglihatan
Keindahan alam arti luas merupakan pengertian semula dari bangsa Yunani dulu yang didalamnya tercakup pula kebaikan. Plato misalnya menyebut tentang watak yang indah dan hukum yang indah, sedang Aristoteles merumuskan keindahan sebagai sesuatu yang selain baik juga menyenangkan. Plotinus menulis tentang ilmu yang indah, kebajikan yang indah. Orang Yunani dulu berbicara juga tentang buah pikiran yang indah dan adap kebiasaan yang indah. Tapi bangsa Yunani juga mengenal keindahan dalam arti estetis yang disebutnya “symetria” untuk keindahan berdasarkan penglihatan dan harmonia untuk keindahan berdasarkan pendengaran. Jadi pengertian keindahan seluas-luasnya meliputi : keindahan seni, keindahan alam, keindahan moral dan keindahan intelektual.

Konsepsi IBD dalam ilmu kesusastran


Kesusastraan berasal dari kata Sastra, yang berarti tulisan atau karya tulis. Dalam keseharian manusia sendiri sangat dekat dengan aktivitas manusia sehari hari, baik orang dewasa maupun anak anak,, ini berarti sastra mencakup berbagai kalangan usia.
Dan kita juga mengetahui bahwa dalam kenyataannya, manusia mempelajari ilmu the humanities. Dimana jika kita telusuri the humanities mencakup banyak hal. Kita mempelajari filsafat, teologi, seni dan cabang-cabangnya.
Seni merupakan elemen terpenting dari hal yang termasuk dalam ilmu the humanities, kehidupan manusia juga tidak lepas dari seni, salah satu seni yang populer itu juga adalah Sastra.
Sastra ada 2 jenis, yaitu Sastra kuno dan Sastra Modern.
Sastra Kuno:
Sastra yang masih terpengaruhi oleh budaya budaya leluhur bangsa Indonesia, saat zaman kerajaan kerajaan Hindu-Buddha Sastra termasuk sudah populer pada zaman itu. Contohnya adalah Kitab Kitab tentang nilai kehidupan karangan sastrawan pada masa itu.
 

Template by Suck My Lolly - Background Image by TotallySevere.com